Penyelenggara protes menentang perubahan peradilan di Israel telah mengumumkan apa yang disebut “minggu kelumpuhan”, tulis The Jerusalem Post. Ini menyiratkan bahwa protes akan berlanjut selama 1 minggu di seluruh negeri.
Menurut gagasan pembuat inisiatif, aksi akan diadakan di semua tempat yang akan dikunjungi oleh anggota pemerintahan dan wakil rakyat.
Demonstran mengklaim bahwa dengan melakukan perubahan peradilan, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berusaha merebut kekuasaan dan mengendalikan sistem peradilan. Namun, menurut kabinet Netanyahu, perubahan ini akan membuat Israel lebih demokratis.
Presiden negara itu Yitzhak Herzog menyatakan dukungannya kepada para pengunjuk rasa. Dia menggambarkan rencana pemerintah sebagai “mimpi buruk” dan meminta untuk membatalkan RUU tersebut untuk menghindari perang saudara. Aksi protes di Israel tidak berhenti sejak Januari, selama demonstrasi yang berlangsung pada pertengahan Maret, sekitar setengah juta orang turun ke jalan.
Sumber :